Sumber Foto: Halaman depan Harian Umum salopos |
Aneh, Unik, Luar Biasa yang pertama saya rasakan dalam situasi kondisi Pasca Pemilu Presiden yang dilaksanakan pada Rabu, 9 Juli kemarin. Saya rasa baru pemilu kali ini, calon nya meng-klaim Kemenangan nya masing-masing. Yakin Menang pra-pencoblosan sih mungkin wajar, tapi kali ini Mereka benar-benar mengklaim Kemenangan mereka masing-masing pasca-pencoblosan. Klaim mereka ini atas dasar hasil penghitungan cepat yang diadakan oleh lembaga-lembaga survey senantiasa ikut serta pada semarak pesta demokrasi dari periode ke periode.
Pasangan Jokowi-JK yang mengklaim kemenangannya pertama kali, mereka meyakini memperoleh suara terbanyak berdasarkan deklarasi kemenangannya oleh 4 lembaga survey atas hasil quickqount (pertanggal 9 juli) yang kini Pasangan Jokowi-Jk dinyatakan Menang versi quickqount oleh 8 Lembaga Survey.
Sedangkan, pada hari itu pula Pasangan Prabowo-Hatta juga mengklaim kemenangannya atas dasar quintqount 3 lembaga survey yang memenangkannya, yang sampai hari ini menjadi 4 lembaga survey yang menganggap Pasangan Prabowo-Hatta lah yang Menang.
Rasa-rasanya saya ingin tertawa melihat pemberitaan ini, sebenarnya apa yang salah kali ini, mengapa sampai ada perbedaan hasil quickqount antar lembaga survey? Ada kesalahan kah dalam melaksanakan metode quickqount nya atau ada Manipulasi dibalik semua ini untuk merujuk pada pendukungan pada salah satu calon jagoannya. Jika iya ada Manipulasi, sungguh ini adalah torehan yang tidak baik pada pesta demokrasi kali ini, dan Lembaga survey yang berkaitan sudah tidak memiliki penghormatan dan keprofesionalisan dalam melakukan kerja pada bidangnyanya ini. ganjil memang, dari 12 Lembaga Survey yang terdaftar di KPU 8 diantaranya mendeklar Kemenangan atas Jokowi-Jk, dan sisanya atas Kemenangan Prabowo Hatta.
Jika kita kalkulasi: 8 banding 4 tampak meyakinkan yang 8 atas kebenarannya. tapi kita tidak tahu hal itu. Ini bukan perkara "Siapa yang Menang?" lagi, tapi sudah menjadi perkara "Siapa yang benar dan siapa yang berbohong", Jika Pasangan 1 pada realqount menang sungguh luar biasa 4 lembaga ini menenggakan kebenarannya, dan Jika ternyata Pasangan 2 pada realqount kalah sungguh luar biasa pula, berbohong ko sampai 8 lembaga survey. Tapi Jika sebaliknya, benar-benar malu 4 lembaga survey ini tidak profesional.
Kita tahu QuickQount adalah hasil yang tiap pemilu memiliki kepercayaan yang luar biasa bagi masyarakat meski bukan merupakan hasil resmi. Tapi dengan adanya perbedaan ini, lembaga-lembaga survey pun cukup menampakkan kekecewaan ditengah-tengah memanasnya Pilpres 2014 kali ini.
Semoga peristiwa seperti ini, atau peristiwa-peristiwa pra-pencoblosan seperti kampanye hitam dan lain-lain, tidaklah lagi terjadi. Mau dibawa kemana negara kita jika kita isi dengan ketidak jujuran dan kecurangan?
fadillah buldan - majukan bangsa indonesia.
inilah pemikiran sederhana saya sebagai warga masyarakat biasa!
inilah pemikiran sederhana saya sebagai warga masyarakat biasa!
0 Tanggapan untuk "Pilpres 2014: Kebenaran Vs Kebohongan"
Post a Comment