Memilih sahabat membutuhkan pertimbangan, karena sahabat seperti yang telah dibahas dalam entri sebelumnya Sahabat Sejati berpengaruh dalam kehidupan kita. Memilih sahabat memerlukan kecerdasan yang cukup, kecerdasan berupa pengetahuan tentang sahabat yang baik dan sahabat yang buruk serta pengaruhnya dalam kehidupan kita. Kemudian pengetahuan atas dasar apa kita memilih seseorang untuk dijadikan seorang sahabat.
Memilih sahabat dalam prespektif Islam, sesuai dengan nasehat Ibnu Qudamah Al-Maqdisy, beliau menganjurkan "Orang yang kau pilih untuk menjadi teman karib hendaklah mempunyai lima sifat. Pertama, orang yang berakal. Karena akal merupakan modal yang utama. Tidak ada kebaikan bersahabat dengan orang bodoh, karena bisa saja ia hendak memberikan manfaat tetapi justru memberimu mudharat. Kedua, baik akhlaknya. Sebab, berapa banyak orang yang berakal tetapi dirinya lebih banyak dikuasai ole amarah dan nafsu, lalu tunduk kepadanya, sehingga tidak ada manfaat bergaul dengannya. Ketiga, bukan orang fasik sebab tidak pernah takut kepada Allah. Keempat, bukan ahli bid'ah. Persahabatan dengannya harus dihindari karena bid'ah yang dilakukannya. Dan kelima, tidak rakus terhadap dunia".
Berdasarkan nasihat tersebut, kita dapat mengulas beberapa syarat yang harus kita perhatikan dalam memilih teman, yaitu sebagai berikut:
- Seseorang yang layak dijadikan sahabat ialah orang yang berakal. Orang yang berakal ialah orang-orang yang memahami tujuan hidupnya sebagai muslim serta tahu arah hidupnya sesuai jalan yang ditujukkan oleh Islam. Bersahabat dengan orang seperti ini insyaallah akan membuat hidup bahagia lagi selamat.
- Lalu pilihlah sahabat yang memiliki aklak yang baik dan terpuji. Dengan bersahabat yang berbudi dan berakhlak, kita dapat belajar sopan santun dan mewarnai hidup kita dengan aklak yang mulia. Sedangkan jika kita bergaul dengan orang yang berperangai buruk, niscaya ita juga akan ikut terjerumus dalam kenistaan hidup.
- Kemudia pilihlah sahabat yang bukan orang fasik. Orang fasik iyalah orang yang terus-menerus melakukan dosa besar. Berteman dengan orang fasik hanya akan menurunkan murka dan adzab kepada kita.
- Pililah sahabat yang tidak mencintai dunia dengan membabi buta atau dengan kata lain seorang yang matrealistis. Berteman dengannya hanya akan menghantarkan kita pada titik kritis sebagai muslim, karena seorang muslim tidak la kita hanya memikirkan kehidupan didunia melainkan pula juga memikirkan kehidupan setelah didunia, yaitu akhirat.
- Dan yang terakhir, bersahabatlah dengan bukan orang yang bid'ah. Karena berteman dengannya hanya akan menyesatkan diri kita dan menjauhkan kita pada Allah swt. Kita tidak akan mendapat manfaat apapun kecuali murka Allah.
Itulah kelima syarat yang harus kita perhatikan, apabila kita tidak mendapatkan seorang sesuai dengan syarat tersebut, maka hendaknya kita memilih dua keputusan, yaitu: 1). Menyendiri saja, sehingga kita bisa selamat dari perbuatan dosa atau 2). Bergaul dengan teman-temanmu dengan sikap mu yang patut diterapkan kepada teman-temanmu itu. Minimalnya kita memilih teman dengan tujuan sebagai berikut:
- Teman untuk mencapai kebahagian akhirat dan ridha Allah, maka kita bertemanlah dengan memperhatikan urusan agama teman-teman kita.
- Teman untuk memperoleh kehidupan duniawiah kita, maka bertemanlah dengan teman-teman yang baik budi pekertinya, serta
- Pilihlah teman yang menyenangkan hati kita, maka perhatikan itikat perilakunya memberi keselamatankah kepada ita atau justru memberikan keresahan.
Apabila kita benar-benar memperhatikan tata cara memilih sahabat, Insya Allah kita tidak akan terjerumus dalam kehancuran atau kejahata. Sebab seperti yang sering kita bahas, bahwa teman itu sangat berpengaruh terhadap tingkah laku kita.
Baca pula entri selanjutnya: Syarat Persaudaraan dalam Prespektif Islam
0 Tanggapan untuk "Memilih Sahabat Sejati, Bagaimana?"
Post a Comment